Senin, 06 Mei 2013



DEMO BURUH
 
Adapun banyak alasan-alasan penyebab aksi demo buruh, yaitu para buruh ini akan memperjuangkan empat tuntutan utama, khususnya yang berkaitan dengan buruh, mereka akan menuntut tolak upah murah, perbaiki sistem jaminan sosial, hapus sistem outsourcing dipranah BUMN, dan tolak kenaikan bahan bakar minyak (BBM), 4 tuntutan itu akan mempengaruhi supaya hidupnya lebih sejahtera. Industrialisasi tak berarti sejahtera bagi buruh. Maklum Upah Minimum Provinsi/Kota/Kabupaten yang mereka terima, terdiri dari komponen upah pokok, tunjangan tetap, dan tunjangan tidak tetap, seperti numpang lewat saja. Pola hidup serupa itu tentu saja menyesakkan. Padahal buruh juga punya keinginan untuk hidup lebih lapang, Ironisnya lagi, mereka selalu dipertemukan dengan ketidak adilan, mulai dari bangun pagi sampai tidur kembali. Efek demonstratif jauh lebih kuat dibandingkan dengan masa lalu. Kini kita telah terjebak dalam pusaran industri yang tak kuat, pertanian yang lemah dan sektor pendidikan yang loyo. Rakyat, dalam hal ini buruh, telah menjadi korban dari pseudo intellectual itu.

Upah buruh di Indonesia masih terendah se-ASEAN. seperti yg terjadi di daerah Cilacap upah buruh hanya mencapai Rp720 ribu, sebuah angka yang jauh dari kelayakan bila dibandingkan dengan kebutuhan hidup. Nilai upah minimum bulanan di Indonesia di 2012 hanya 161,3 dollar AS per bulan. Jumlah upah tersebut masih kalah dengan Thailand yang sudah memberi upah buruh sebesar 283,54 dolar AS per bulan. Melalui data yang diperoleh KSPI, upah minimum negara Asia dan sekitarnya, khususnya Indonesia, masih jauh tertinggal dibanding Australia yang sudah mencapai 3.901,89 dollar AS per bulan yang disusul dengan Selandia Baru sebesar 2.620,09 dollar AS per bulan dan Jepang 2.560,72 dollar AS per bulan.

 Maka dari itu banyak aksi-aksi nekat buruh, Seperti yang terjadi beberapa waktu yang lalu, aksi demo buruh yang menutup jalan tol. Di satu sisi, ada hak-hak berkumpul dan menuntut kesejahteraan yang harus dipenuhi melalui aksi ini. Di sisi lain, jalan tol adalah fasilitas umum yang mengakomodasi berlangsungnya berbagai aktivitas ekonomi, pendidikan, serta pemenuhan hak masyarakat luas. Menuntut hak para buruh dengan cara berdemo boleh-boleh saja, akan tetapi apabila memblokir fasilitas umum seperti tol, itu sama saja memutus mata pencaharian orang lain. Apa pendemo tidak berpikir dengan memblokir jalan tol, banyak orang yang tidak mendapatkan uang pada hari itu, seperti angkutan umum, mobil sewaan. Akibat pemblokiran jalan tol di Bekasi mengakibatkan lalu-lintas barang dan sembako termasuk sayuran ke wilayah ibu kota terhambat. 

 Aksi-aksi ekstrem semacam itu terjadi karena kefrustrasian akan proses hukum serta berkomunikasi dengan pihak berkuasa di Indonesia. Memang kalau secara hukum tidak boleh, tapi mau apa lagi, buruh masyarakat kecil kalau bersuara pun susah didengar oleh pemerintah. Aturannya mencla-mencle, apa lagi yang dilawan pengusaha punya duit dan koneksi. Cuma dengan demo keinginan para buruh bisa mungkin tercapai, kalau mengandalkan saluran resmi...pesimis.  Karena selama ini demo di depan Istana tidak ada realisasinya dari penghuni Istana. Tapi demo di jalan tol adalah instrumen terakhir untuk membuka mata banyak orang. Siapa yang bisa jamin kalo buruh demo di trotoar atau dekat sungai bakal didengar pemangku kebijakan?"

Berdemo dengan cara seperti ini adalah semata-mata untuk mencuri perhatian pemerintah dan memberikan image bahwa ini adalah hal serius. Kebiasaan orang-orang kita adalah selalu bertindak setelah semuanya dianggap penting. ada kesenjangan di masyarakat dari cara mereka menyikapi masalah sosial. Kita terkadang lupa melihat masalah dari berbagai sudut pandang. Para pendemo memang sudah terbiasa mencari jalan sendiri-sendiri untuk memenuhi kesejahteraan dirinya karena kita hidup di negara yang tak peduli. Apakah mereka saling peduli?"

Masyarakat Indonesia tampaknya terlalu terfokus pada kepentingannya masing-masing,  Kalau saya jadi buruh pasti saya akan melakukan hal seperti itu juga, kalau posisi saya waktu itu sebagai pengguna jalan tol, saya akan mengharapkan demo itu cepat berakhir, kalau posisi saya sebagai orang kaya/miskin saya cuek-cuek saja, karena tidak berpengaruh kepada kehidupan saya. Kira-kira begitulah keadaan Indonesia saat ini. 

Di atas semua itu, sebenarnya ada permasalah yang lebih mendasar, bagaimana pertumbuhan ekonomi yang sudah mencapai 6,5 persen ternyata tidak menyentuh rata berbagai lapisan masyarakat.  Sekarang urusan harga-harga sembako yang terus-terusan naik, BBM, TDL yang katanya mau naik, biaya sekolah anak, biaya kesehatan masyarakat, siapa yang peduli? Apa kaum buruh (masyarakat pada umumnya) harus terus berjuang sendiri menyiasatinya di tengah biaya hidup yg makin tinggi? Jadi benar yang dikerjakan pemerintah memang belum dirasakan masyarakat sampai sekarang.
 
KESIMPULAN:
Aksi demo buruh disebabkan para buruh ini memperjuangkan empat tuntutan utama, khususnya yang berkaitan dengan buruh, mereka akan menuntut perbaiki sistem jaminan sosial, hapus sistem outsourcing dipranah BUMN, tolak kenaikan bahan bakar minyak (BBM), dan tolak upah murah. Karena Upah buruh di Indonesia masih terendah se-ASEAN., Nilai upah minimum bulanan di Indonesia di 2012 hanya 161,3 dollar AS per bulan. Jumlah upah tersebut masih kalah dengan Thailand yang sudah memberi upah buruh sebesar 283,54 dolar AS per bulan. Melalui data yang diperoleh KSPI, upah minimum negara Asia dan sekitarnya, khususnya Indonesia, masih jauh tertinggal dibanding Australia yang sudah mencapai 3.901,89 dollar AS per bulan yang disusul dengan Selandia Baru sebesar 2.620,09 dollar AS per bulan dan Jepang 2.560,72 dollar AS per bulan.
 
SARAN :
Untuk meningkatkan kesejahteraan, ada cara lain selain menaikkan gaji, yaitu menurunkan biaya-biaya hidup. Di sinilah pemerintah seharusnya berperan, menyediakan transportasi umum yang murah, pembangunan infrastruktur yang bagus, energi dengan harga terjangkau (listrik di Indonesia termasuk mahal jika dibandingkan negara-negara lain), sekolah gratis SD-SMA, jaminan pensiun hari tua. Semua itu sudah dilakukan di negara-negara lain, jadi jangan beralasan tidak bisa atau tidak ada biaya. Gaji berapapun tidak akan cukup jika harga-harga juga ikut naik seiring kenaikan gaji. Ini semua bisa tercapai jika uang APBN benar-benar digunakan 100% untuk rakyat."

Nah, sanggupkah pemerintah?